Berkunjung ke Entikong Baru dan Lanjut ke Kuching Cuplikan perjalanan 25-29 Maret 2017
Berkunjung ke Entikong Baru dan Lanjut ke Kuching
Prolog:
Tulisan ini sebetulnya sudah kami buat tidak lama sepulang dari Entikong, namun baru kami upload saat ini.
Sebetulnya
tidak pernah kami mempunyai rencana untuk jalan jalan ke Kalimantan, khususnya
ke Pontianak, dan lebih spesifik nya ke Entikong, mengingat berita berita yang
ada di media massa, bahwa jalan darat di
Kalimantan menuju perbatasan Malaysia amat sangat sangat sangat buruk, tidak
hanya menuju Entikong, tapi hampir seluruh infrastuktur jalan raya di
Kalimantan sangat buruk.
Namun
sejak presiden Jokowi sering kali berkunjung ke Kalimantan, khususnya
Kalimantan Barat untuk memeriksa langsung progress pembangunan di Kalbar, dan
kemudian Presiden Jokowi meresmikan jembatan terpanjang di
Kalimantan, Jembatan Pak Kasih Tayan, meresmikan PLBN Entikong yang baru, kalau
boleh kami sebut sebagai The New Entikong, terbersit keinginan kami untuk
melihat Entikong dan Jembatan Pak Kasih Tayan, lagi pula kami belum pernah bepergian
ke Pontianak, Bahkan Pulau Kalimantan, sehingga kami mulai menyusun rencana
untuk ke Pontianak kemudian menuju Entikong di perbatasan dan melanjutkan perjalanan ke Negeri Jiran, ke Kota Kuching, di
Negara Bagian Serawak, Kalimantan –
Borneo sisi Malaysia.
Penyusunan
rencana awal mulailah kami browsing mencari tahu melalui media internet, bagaimana
kondisi jalan menuju Entikong, karena sekitar tahun 2013, Ibu kami pernah ke
Kuching melalui jalan darat dan kondisi jalan nya amat sangat buruk, sehingga
waktu kembali ke Jakarta, akhirnya memutuskan untuk pulang melalui jalur udara,
walaupun harus ke Kuala Lumpur terlebih dahulu untuk menuju Jakarta.
Dari
browsing di Inernet, informasi yang kami
dapat, banyak yang sudah melakukan perjalanan dari Kalimantan Indonesia ke
Kalimantan sisi Malaysia bahkan lanjut ke Brunei dan Sabah menggunakan
kendaraan umum; Bus Lintas Antar Negara,
kendaraan pribadi, bahkan sepeda motor.
Akhirnya
kami merencanakan untuk membawa kendaraan pribadi dari Jakarta untuk melintas
ke Malaysia dan Brunei, namun masih banyak pertanyaan bagaimana kondisi jalan
darat dari Pontianak menuju Entikong, kami berusaha untuk mencari informasi
sedetail-detailnya, karena kendaraan pribadi yang akan kami bawa adalah jenis
sedan, yang ground clearance nya cukup rendah jika dibandingkan dengan Toyota
Innova atau Avanza.
Kami
mencoba menyiasati untuk memperoleh informasi, dengan telpon ke beberapa
penyedia jasa rental mobil di Pontianak yang kami dapat dari hasil browing di
internet berdasarkan saran dari mbah Gugel,
Kami
utarakan keinginan kami untuk menyewa mobil sedan ke Kuching dari Pontianak,
namun yang kami dapatkan tidak ada satupun penyedia jasa rental mobil yang
bersedia, dengan alasan jalan menuju ke Entikong ada ruas jalan yang sangat jelek,
sehingga mereka tidak menyanggupi untuk menyediakan kendaraan jenis sedan,
menurut mereka minimal adalah Toyota Avanza kalau Toyota Innova pasti bisa
untuk melintas di ruas jalan yang jelek tersebut, hal ini kira kira kami
tanyakan di bulan Oktober – November 2016. Sehingga akhirnya rencana untuk
membawa mobil dari Jakarta kami batalkan mengingat hasil informasi yang
diberikan oleh para penyedia rental mobil di Pontianak yang kami hubungi, sekitar
4 atau 5 jasa rental yang kami hubungi semua memberi jawaban yang sama.
Mereka
semua memberi informasi bahwa ruas jalan antara Simpang Ampar menuju Sosok,
rusak parah, jalan sepanjang 40 km tersebut tidak layak sebagai jalan raya, dan
dari situs YouTube, kami mendapatkan beberapa rekaman video kondisi jalan dari
simpang Ampar- Batang Tarang- Simpang sosok yang sangat menyedihkan, ada truck
terguling karena masuk lubang besar, mobil patas as, nyangkut di lubang besar
dan lain lain.
Namun
ada beberapa informasi lain yang kami dapatkan, bahwa jalan antara Simpang
Ampar – Batang Tarang- Simpang Sosok tidaklah separah yang telah disebutkan,
bahkan beberapa menyebutkan bahwa mereka barusan lewat beberapa minggu lalu dan
jalan nya sudah sangat layak dan bisa dilewati tanpa kendala, karena sekarang
dalam proses perbaikan, dan masih berlanjut, beberapa ruas jalan yang dahulu
rusak parah, bahkan sudah mulus dan dari 40km jalan tersebut kira kira tinggal
15 km saja yang masih kurang baik, namun sedang dalam proses perbaikan,
pekerjaan tersebut sedang berlangsung dan dalam tahap penyelesaian.
Kemudian
kami mendapatkan informasi dari situs YouTube, sekitar pertengahan bulan
Desember 2016 yang baru saja tayang seminggu sebelum kami menemukan video ini.
Setelah
melihat tayangan video tersebut akhirnya kami putuskan untuk melakukan
perjalanan Pontianak – Entikong –
Kuching pp dengan jalan darat, dan kami putuskan untuk menyewa mobil saja dari
Pontianak, kami beranggapan bahwa kami sedang melakukan survey jalan sebelum
memutuskan dan merencanakan untuk perjalan
trans Kalimantan berikutnya ditahun 2018 ke Kota Kinabalu lanjut ke Tip Of Borneo.
Kami
juga sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada pemilik video untuk
mendapatkan informasi yang lebih detail tentang jalan Antara Simpang Ampar
sampai dengan Simpang Sosok, dan jawaban nya sangat membesarkan hati kami,
bahwa jalan sudah baik hanya tinggal sedikit saja yang masih dalam proses
perbaikan dan akan selesai dalam waktu yang tidak lama.
Dari
informasi terkahir yang kami dapat, kami langsung membuka Kalender dan mencari “harpitnas”,
untuk pergi mewujudkan rencana kami, ada dua pilihan, di 22 April sd 26 April
atau di 25 Maret sd 29 Maret, masing masing ada hari libur, akhir nya pilihan kami
jatuhkan di 25 maret 2017 sd 29 maret 2017, karena kami sudah “ngebet” ingin
melihat The New Entikong yang diresmikan oleh Presiden Jokowi dan juga jembatan
Pak Kasih Tayan dan merasakan pengalaman membawa mobil lintas Negara melalui
jalan darat untuk pertama kali nya.
Itinerary
pun kami susun, dan mencari tiket murah Jakarta - Pontianak PP. Kami pun mendapat tiket yang
cukup affordable, sebesar kurang lebih Rp 2,4 juta PP untuk 2 orang, menggunakan maskapai Nasional yang terbesar
dan terkenal, Lion Air, kami akan berangkat dengan Lion Air flight number JT684
pukul 12:50 tgl 25 Maret 2017 dari Cengkareng dan kembali 29 Maret dengan LionAir
JT 717 jam 20:00 dari Pontianak.
Mengenai
rental mobil, kami akhir nya memilih CV. Goodman 88, http://rentalpontianak.com/ yang membolehkan
kami menyewa mobil dengan system lepas kunci dari Pontianak ke Kuching, dengan harga yang rasional sesuai dengan
budget kami, beberapa rental lain
mewajibkan menggunakan pengemudi dari mereka jika mobil rental dibawa ke
Kuching- Malaysia, dan harga rental nya pun otomatis lebih tinggi, karena harus
menanggung biaya pengemudi beserta akomodasi termasuk makan selama jangka waktu
sewa.
Pemesanan
tiket Pesawat ke Pontianak pergi –pulang dan rental mobil tuntas di Akhir Januari 2017, dua bulan sebelum
perjalanan yang kami rencanakan, serasa waktu yang lama sekali menanti dua
bulan sampai dengan hari H jadwal keberangkatan kami ke Pontianak 25 Maret 2017
Hari
demi hari, siang berganti malam, setiap hari kami mencoret “tally” di kalender dan
akhirnya hari yang di tunggu tunggu akhir tiba juga, kami sangat antusias
sekali untuk bepergian, biasanya kami biasa-biasa saja jika ingin bepergian,
persiapan untuk pergi sudah kami siapan seminggu sebelumnya, item list sudah
kami susun untuk mencegah jika ada item yang tertinggal seperti: camera,
tripod, dan dashcam kesayangan kami harus ada di dalam daftar “harus dibawa”
dan laptop untuk mentransfer hasil recording dashcam supaya semua perjalanan dengan
mobil ke Kuching dari Pontianak bisa direkam semua dan tidak ter overwrite. Kami
bawa satu dashcam saja, sebelumnya terpikir untuk membawa dua dashcam yang akan
kami pasang di kaca belakang, tapi kami batalkan, akhirnya setelah pulang dari
Pontianak, kami menyesal tidak bawa dua dashcam. Oke gapapa deh, next adventure
kami akan bawa dua dashcam.
Day 1: Sabtu 25
Maret 2017
Keberangkatan menuju Pontianak
Hari yang dinanti akhirnya
tiba, Sabtu 25 Maret 2017, Kami bangun pagi,
sarapan dulu, seperti biasa kami sarapan Bakmi Favorit di dekat tempat
tinggal kami di Kelapa Gading. Jam 10:30,
kami berangkat menuju Terminal 1A Soekarno Hatta, Jakarta Pontianak by Lion
Air JT-684 jam 12:50 dari CGK (Cengkareng)
dan mendarat PNK (Pontianak) 14:20.
Setiba di Airport, kami tinggal melaporkan bagasi , karena kami
sudah melakukan web check in 24 jam sebelumnya,
setelah selesai semua proses , kami sempatkan makan siang dahulu di
airport, pada jam 12:15 kami melakukan
proses masuk ke lounge,
Tripod yang kami bawa di dalam
cabin ternyata tidak lolos oleh petugas security, alhasil kami harus kembali ke
counter bagasi, yang alamak, antriannya
luar biasa panjang, tetapi kami dibantu oleh petugas sehingga tidak
perlu antri, karena mengingat sebentar
lagi harus boarding, tripod di beri label fragile, kami diberi kupon bagasi,
dan kami lanjut ke lounge, sampai di lounge ternyata sudah ada pengumuman
penumpang untuk boarding.
Boarding berlangsung lancar,
jam 12:30 kami dan istri sudah berada di pesawat, kami memberitahukan ke Jasa
rental kami di Pontianak, bahwa kami sudah ada di pesawat, dan sepertinya
pesawat kami akan tiba lebih awal dari jadwal tiba di Pontianak yang 14:20.
Pesawat Lion Air Boeing
737-800 yang kami tumpangi, mengudara tepat waktu, dan mendarat dengan mulus di
Bandara Internasional Supadio Pontianak
jam 14:03, 17 menit lebih awal.
Jam 14:30, kami sudah di
arrival hall menunggu bagasi keluar. Setelah bagasi keluar, kami menghubungi
jasa rental, karena kami tidak menemukan penjemput kami di pintu keluar,
Sebelumnya kami sudah mendapat
pesan whatsapp nomor telpon pengemudi yang akan mengantar mobil.
Kami mendapat berita bahwa
pengantar mobil terlambat, kami diminta menunggu 15 menit, supir masih
diperjalanan, setelah 15 menit kami
menunggu di cuaca yang sangat panas dan lembab, pengemudi belum datang juga,
sehingga kami telpon lagi, dan Supir berkata, 10menit lagi, sudah dekat
bandara,
Akhirnya mobil rental datang,
sebuah Toyota Innova warna Silver, tahun 2006, seperti yang tertulis di STNK
nya, dengan play nomor KB 1315 SQ ,
berikut surat Kuasa kepada kami untuk membawa mobil tersebut ke Malaysia, dan
juga ada lampiran surat dari Jabatan Pengangkutan Jalan (JPJ) Malaysia, tentang Laporan Pemeriksaan
Kenderaan ersebut terakhir masuk ke
Malaysia bertanggal 04 Februari 2017.
Odometer Mobil menunjukkan angka
252.373, trip meter A dan B pun kami Reset, ke Nol, hmm ini mobil sudah lumayan
banyak juga KM nya, kondisi mobil tidak terlalu mulus, dalam nya sedikit kotor,
tetapi masih dalam batas wajar. Meter bensin menunjukkan sedkit diatas E.
Jam menunjukkan angka 16:30, pada
saat kami mulai meninggalkan bandara, 2 jam kami di Bandara, ini satu jam delay
dari itinerary awal, ya kami harus menunggu mobil datang selama 1 jam di airport, sedikit mengecewakan, karena
harus menunggu di cuaca yang sangat panas di Airport Supadio Pontianak.
Sebelum kami start dari Airport
Supadio, kami pasang dashcam yang kami bawa dari Jakarta, Daschcam merk Xiaomi
Yi car VDR dashcam, power kami masukkan ke slot lighter, dan… ternyata tidak
ada power di lighter, ternyata soket lighter tidak bekerja, terpaksa kami
menggunakan powerbank, kami agak cemas, power bank ini apakah sanggup bertahan
sebagai catu daya dashcam kami sepanjang perjalanan dari Pontianak sampai
Kuching, setelah dashcam on, kami memulai perjalanan kami di bumi Khatulistiwa
ini.
Hasil rekaman dashcam ini telah kami publikasi kan di channel youtube kami,
silahkan di simak melalui tautan dibawah ini salah satu nya, Silahkan klik playlist yang kami buat untuk melihat urutan perjalanan secara utuh
https://www.youtube.com/playlist?list=PL-7FyWjTC6ZJnMmsZW1lo6MTK_x78uRO6
https://www.youtube.com/watch?v=f3R35A8e5Qs&list=PL-7FyWjTC6ZJnMmsZW1lo6MTK_x78uRO6
https://www.youtube.com/watch?v=Zl0imx15JPA&list=PL-7FyWjTC6ZJnMmsZW1lo6MTK_x78uRO6&index=4
Hasil rekaman dashcam ini telah kami publikasi kan di channel youtube kami,
silahkan di simak melalui tautan dibawah ini salah satu nya, Silahkan klik playlist yang kami buat untuk melihat urutan perjalanan secara utuh
https://www.youtube.com/playlist?list=PL-7FyWjTC6ZJnMmsZW1lo6MTK_x78uRO6
https://www.youtube.com/watch?v=f3R35A8e5Qs&list=PL-7FyWjTC6ZJnMmsZW1lo6MTK_x78uRO6
https://www.youtube.com/watch?v=Zl0imx15JPA&list=PL-7FyWjTC6ZJnMmsZW1lo6MTK_x78uRO6&index=4
Dari airport, tujuan kami
adalah langsung ke Hotel, sebetulnya kami ingin ke tugu khatulistiwa, karena
mobil dikirim delay 1 jam, akhirnya kami batalkan, di tengah
perjalanan jarum bensin Mobil kami lihat turun dengan cepat, akhirnya kami
putuskan harus isi bensin jika langsung
bertemu SPBU, Di jalan arteri Supadio di sisi kanan kami lihat ada SPBU di
samping Vihara yang cukup besar, Premium tidak tersedia, kami isi dengan
Pertalite Full, masuk 36,84 liter, seharga Rp 280ribu,- kapasitas tangki bensin Innova sekitar 52
liter, sehingga masih ada 15 liter di dalam tangki, sepertinya jarum meter
bensin sedikit kurang akurat, waktu tangki terisi full, jarum tidak mentok,
tapi masih di bawah F, oke lah, yang penting bensin full, dan berharap kami akan
isi lagi di Tebedu, hasil searching dari google street view, 3km setelah
perbatasan Indonesia/Malaysia ada SPBU petronas di Tebedu, harga bensin lebih murah di Malaysia,
Bensin Ron 95 untuk bulan maret 2017
seharga RM 2.3 dengan nilai kurs ringgit Malaysia yang kami beli seharga
Rp3030,- maka senilai Rp 6.969,- per liter. Sehingga kami membuat kalkulasi
akan isi bensin lagi di Tebedu, setelah melintas perbatasan Negara.
Kami berisitrahat sebentar, mandi
dan kemudian kami berkeliling kota Pontianak sebentar, sebelum kami makan malam
di Abang Kepiting, rumah makan seafood yang konon sangat terkenal di Pontianak.
Kota Pontianak, tidak terlalu
besar, lalu lintas juga tidak sepadat di Jakarta, traffic kecepatan tidak
terlalu tinggi, sekitar jam 18:30, kami sampai di Abang Kepiting, selama
berkendara kami di bantu oleh GPS nya Mbah Gugel Maps, yang memberi petunjuk
arah.
Di abang kepiting, kami pesan
kepiting tentu nya , komentar kami, leezzaatt, makan malam yang lumayan mahal,
hampir Rp300rb untuk makan berdua, dengan menu Kepiting masak Saus Telor asin
dan kepiting saus padang + telur ikan goreng.
Selesai makan malam yang lezat, kami ke Ayani
Mall untuk beli perlengkapan logistic perjalanan ke Kuching.
Ayani Mall ini konon mall paling megah di kota Pontianak, cari parkir tidak sulit, tetapi memang antrian nya agak lama, dan turn-over parkir sepertinya cukup besar, sehingga banyak mobil yang keluar, dan yang masuk pun cukup banyak, sepertinya karakteristik pengunjungnya tidak berlama lama di dalam mall.
Hotel Kami letaknya bersebelahan
dengan Ayani Mall, memang kami pilih hotel tersebut agar kami tidak perlu jauh
jauh jika ke Mall untuk beli perlengkapan logistic perjalanan, sehingga bisa
menghemat stamina karena kami sebagai solo driver dalam perjalanan ini.
Kami beli roti untuk bekal
perjalanan, dan air minum dalam jumlah yang
cukup sampai tanggal 29 Maret nanti dan
beberapa camilan snack kesukaan istri, kami sendiri tidak suka camilan. Kenyang
bikin ngantuk jika sedang mengemudi.
Day 2 :
Minggu 26 Maret 2017
Perjalanan darat dari Pontianak -
Entikong - Kuching
Inilah sebetulnya hari yang sangat
kami tunggu tunggu, kami sangat antusias untuk mecoba jalan Trans Kalimantan, Rute
hari ini menurut itinerary yang sudah kami susun adalah
Pontianak – Simpang Ampar –
Jembatan Pak Kasih Tayan- Simpang Ampar – Entikong – Tebedu – Kuching = ± 375
Km menurut data dari google Maps.
Dari data yang kami dapat,
perjalanan menuju Entikong kondisi jalan tidak kondusif antara Simpang Ampar
sampai dengan Simpang sosok, sejauh kurang lebih ± 40km, namun sepanjang 40 km
tersebut, dari data terakhir yang kami dapat, hanya tinggal 15km saja yang
kondisi jalan kurang baik.
Pagi pagi, alarm Handphone kami sudah
bernyanyi riang pada pukul 5:30, Pagi Hari jam
jam 6:00 kami sarapan di Hotel.
Barang-barang sudah kami kemas pada malam hari nya, dan minuman sudah kami
masukkan ke dalam lemari es mini yang tersedia di Hotel, waktu sarapan kami
membawa dua botol air meniral kosong ukuran kecil ke restoran, botol ini kami
isi jus orange untuk bekal perjalanan dari Pontianak – Kuching, Hotel Orchardz Ayani, ini ternyata menu
sarapannya, taste nya sangat baik, kami
manfaatkan sarapan pagi ini sebaik2 nya, alias sarapan sampai kenyang, karena kami tidak mempunyai data
dimana kami bisa makan siang yang di rekomendasikan di route perjalanan Pontianak sampai dengan Entikong, setelah sarapan, kami kembali ke kamar dan check out, singkat
cerita jam 7:10 pagi kami telah siap untuk berangkat menuju Kuching.
Perjalanan melalui jalan raya
trans Kalimantan ke arah Simpang Ampar, berjarak sekitar 102 Km (±2jam) menurut
mbah Gugel Maps dari Hotel,
Waktu kami berangkat dari Hotel, kami melihat banyak mobil lalu lalang di depan hotel, kami berfikir, pasti jalan utama, Jalan A.Yani di tutup, ternyata perkiraan kami adalah benar, hari itu ada Car Free Day,
Alhasil kami harus memutar,
mencari jalan lain untuk ke Tayan. Acara penutupan jalan ini membuat perjalanan
kami sedkit delay sekitar 30menit untuk mencapai jalan trans Kalimantan menuju
Entikong, tetapi karena lalu lintas tidak padat, perjalanan melalui jalur
alternative ini cukup lancar,
Jalan Raya dari Pontianak sampai
Simpang Ampar, kondisi jalan menurut
kami adalah bagus, ada sedikit lubang di sana sini, namun tidak banyak, ini harus nya menjadi perhatian pemerintah
untuk menjaga kondisi jalan tersebut tetap prima sebelum lubang-lubang kecil
bersebut berubah menjadi besar dan
menghancurkan jalan yang mulus tersebut.
Jam 9:20 pagi, akhirnya kami
sampai di simpang Ampar, trip meter B 106,3 km,
sesuai dengan data yang kami dapat dari Google Maps, jika ada tambahan 4
km, karena harus memutar karena adanya Car Free Day, Kami sempatkan mengambil
beberapa foto di simpang Ampar ini, sebagai kenang-kenangan, 15menit kemudian kami
melanjutkan perjalanan, dari simpang Ampar
kami tidak langsung belok ke Kiri, tetapi kami belok ke Kanan, kami akan melihat jembatan terpanjang
di Kalimantan, Jembatan Pak Kasih Tayan yang belum lama diresemikan oleh
Presiden Jokowi 22 Maret 2016, sekitar
setahun lalu.
Jarak ke jembatan Pak Kasih Tayan sekitar 10km
dari Simpang Ampar, di tempuh dalam waktu ±15 menit, kami menyusuri jembatan ini sampai diujung
proyek, dan kemudian berbalik arah kembali ke Jembatan dan kami berhenti untuk berfoto-foto, saya tidak menghabiskan waktu lama di
jembatan ini, karena harus melanjutkan perjalanan ke Entikong, yang masih sekitar
150km lagi dari Simpang Ampar.
Kami sampai kembali di Simpang Ampar jam 10:30, dan trip meter menunjukkan angka 131.7
km,
Sekitar 25km PP dari simpang
ampar, termasuk berhenti di pulau Tayan,
sebuah pulau kecil di tengah sungai Kapuas.
Ah….. kami menghela nafas,
Cuma 100 meter, entenglah, semoga tidak seburuk apa yang kami bayangkan
sebelumnya. Sekitar 1 km dari Simpang Ampar,
ada SPBU pertamina, kami meilhat Jarum Bensin, yang cukup membuat kami
terkejut, jarum bensin ada pada posisi kurang sedikit dari setengah,
menunjukkan skala 45 dari 100, kami cukup kaget, wah ini bisa bisa nggak sampe
Entikong nih, langsung kami putuskan
untuk isi bensin full di Tayan, di SPBU
itu tersedia Premium, kami isi dengan bensin jenis premium Innova rental sampai
full sampai di bibir inlet tangki bensin, dan masuk sebanyak 21.15 Liter @ Rp
6450,- = Rp 136.417,- kami bayarkan Rp 136.500,-
Perjalanan kami lanjutkan,
jalan yang kami lalui bagus, namun baru 500meter, kami nenemui jalan berkerikil
lagi, ternyata tidak panjang, hanya sekitar 500 meter dan jalan kembali mulus,
4 km kemudian kami menemui jalan kerikil
lagi, tapi ini hanya sepanjang kira kira 100 meter danjalan lanjut mulus lagi,
3km kemudian ada lagi jalan yang berkerikil lagi, sepanjang kurang dari 100
meter, demikian juga 4 km kemudian, ada
sepotong jalan yang belum diaspal 100 meter, sekitar 10 km dari simpang tayan,
kami mendapatkan sepotong jalan sepanjang 1,5 km sedang dalam proses
pengasapalan, permukaan jalan masih berupa perkerasan, jalan tidak berlubang,
karena menurut kami tinggal proses pengaspalan, demikian seterus nya tidak
terasa sekitar 11:30 kami sampai di simpang sosok, ah, ternyata kondisi jalan tidak sejelek
seperti yang kami duga, jalan di pantura pulau jawa rasanya jauh lebih jelek
dari jalan Simpang Ampar ke Simpang Sosok,
kami melewati kota Sosok yang cukup lengang, pada jam 11:40 sampailah
kami di Simpang Tanjung, jika terus, kearah Sintang, belok kiri menuju
Entikong, Trip meter menunjukkan angka 178,7 km, Entikong kira kira 90 km dari
pertigaan ini, dari Simpang Tanjung, ke arah
Entikong, kondisi jalan sangat baik , pada jam 13:00 kami sudah mencapai
Entikong, sebelum memasuki PLBN entikong, kami berhenti sebentar untuk
mendownload rekaman dashcam untuk berjaga jaga rekaman ter overwrite, download
memerlukan waktu sekitar 30menit, dan jam 13:30 kami melanjutkanke PLBN
entikong yang kira kira berjalan 1km dari tempat kami berhenti. Sampai di PBLN
Entikong trip meter menunjukkan angka 270.8 Km, ada perbedaan sedikit menurut
google maps yang sekitar 275 km.
Sampai Entikong, kami sempat
ber foto-foto sebelum untuk pengurusan dokumen imigrasi dan kendaraan untuk
menyeberang ke Negeri Jiran. Kesan kami,
PLBN ini memang megah, gagah, dan bagus, PLBN Entikong ini di resmikan Presiden
Joko Widodo pada 21 desember 2016, jadi baru sekitar 3 bulan umurnya,
Sayang kondisi toilet sangat
bau, tidak terawat, sungguh sayang jika
bangunan megah tersebut nanti nya hanya seumur jagung, dan kemudian menjadi
kumuh.
Karena ini pengalaman pertama
membawa mobil ke Malaysia, kami pertama-tama melakukan proses administrasi ijin
lintas batas untuk mobil yang kami rental,
Langkah pertama adalah ke
loket, atau lebih tepat nya ke ruangan bea Cukai, untuk mengisi Borang ( formulir) permohonan pembebasan bea
masuk mobil yang kita bawa ke Malaysia, pembebasan bea Import sementara, Borang
ini berbahasa Malaysia dan Inggris, dan gratis ( percuma).
Untuk mendapatkan boring ini, Kami
diminta untuk menunjukkan Paspor, Sim, dan STNK + Pajak Mobil asli
Setelah diisi, kami di persilahkan
untuk melakukan verifikasi ke Polisi,
Sekali lagi, Sim, Paspor,
STNK+Surat Pajak di minta, setelah pemeriksaan, dokumen, Borang mendapat Cap
dan tanda tangan dari Kepolisian,
Selanjut nya pengurusan
dokumen berlanjut ke ruang Dinas LLAJR untuk mendapatkan pengesahan
dan ijin meinggalkan indonesia untuk bertolak ke Malaysia,
Waktu kami ke ruang DLLAJR,
ternyata petugas nya tidak berada di tempat, sudah ada beberapa orang menunggu,
sekitar 10menit kemudian datanglah seorang petugas DLLAJR, namun ternyata kunci
nya di bawa oleh rekannya, sehingga kami harus menunggu rekannya yang membawa
kunci tersebut, sekitar 5 menit kemudian
barulah orang yang membawa kunci tersebut datang, tidak jelas dari mana
Petugas tersebut pergi, namun, sayang rasanya jika mental petugas masih seperti
itu, semangat melayani yang di suarakan
oleh Presiden belum sepenuhnya didalami dan dihayati oleh para petugas di
lapangan.
Singkat cerita, setelah antri
sekitar 3 atau 4 orang, tibalah giliran kami, sekali lagi SIM, PASPOR, STNK + pajak
di periksa, kemudian Borang di Cap dan di
tanda tangani oleh petugas DLLAJR dan kendaraan kami mendapat Stiker yang
harus di tempel di kaca depan kiri atas, sebagai tanda ijin keluar Negara
Indonesia. Stiker ini nanti jika kembali masuk Indonesia harus di kembalikan ke
DLLAJR lagi.
Dari ruang Kantor DLLAJR, kami
harus kembali ke ruang bea cukai, untuk
pengesahan dari Bea Cukai, sekali lagi SIM, PASPOR , STNK dan Pajak kendaraan
diperiksa, dan kemudian Form tersebut di cap dan di tanda tangani. Formulir tersebut nantinya dibawa ke Pihak
Malaysia untuk di lakukan verifikasi ulang seperti pada waktu di Indonesia.
Setelah urusan ijin keluar
mobil selesai, maka kami dan istri menuju counter imigrasi. Nah di counter
imigrasi ini ada dua loket, seperti pemeriksaan imigrasi umumnya, ada kejutan
saat di counter imigrasi ini, salah satu
petugas nya dengan santai MEROKOK, kami
sampai takjub dan tercengang melihatnya, padahal jelas-jelas disitu tertulis
bawa dilarang merokok di ruangan ber AC, sangat jelas sekali bahwa mental
petugas masih sangat jauh dari harapan
sungguh suatu kelakuan yang tidak terpuji.
Untunglah, masih untung, hanya
satu manusia itu saja yang merokok di pos PLBN Entikong yang sangat sejuk itu.
Sungguh kami masih tidak habis pikir dengan apa yang ada di dalam benak petugas
Imigrasi dengan kelakuannya merokok tersebut. Luar biasa…
Setelah urusan administrasi di
sisi Indonesia selesai, kami kembali ke mobil, Jam menunjukkanjam 14:23 WIB,
sekitar 1 jam kami di Entikong untuk urusan administrasi
dan ……..
kami pun menyeberang ke
MALAYSIA, kami jalan perlahan lahan, keluar dari Gerbang Indonesia, melintas di
no-man land sepanjang mungkin 10-15 meter sebelum memasuki pintu gerbang sisi
Malaysia. Ya kami akhir nya memasuki Malaysia. Tebedu.
Mobil diparkir, kami menuju
pos imigrasi, dan oh… no…antrian Imigrasi cukup panjang, dan out door, cuaca
sungguh panas, Tebedu ini terlihat kusam dan jelek, jika dibandingkan dengan
PLBN Entikong, kami antri kepanasan,
kecepatan petugas imigrasi sangat lambat, untuk antrian selama 12 orang, kami
memerlukan waktu 1 jam, ya 1 jam kami kepanasan, setelah paspor kami di cap
oleh imigrasi Malaysia, kami masih harus mengurus ijin masuk mobil kami ke
Malaysia, masih ada proses administrasi yang harus kami lalui.
Mobil pun kami bawa melintas
pos imigrasi dan kami parkir dekat loket untuk proses administrasi kendaraan.
Kami melihat ada orang antri
di sebuah ruangan, ternyata itu adalah ruangan JPJ, Jabatan Pengangkutan
Jalan Malaysia ( DLLAJR nya Malaysia)
Antrian tidak banyak, ada
sekitar 6 atau 7 orang antri sebelum tiba giliran kami. Kami bercakap-cakap
sambil menanti giliran, kami cerita ini adalah kali pertama melintas, kemudian
salah seorang Bapak menanyakan kepada Kami, apakah sudah urus Asuransi? Kami jawab belum, harus urus
asuransi dulu sebelum ke JPJ, maka istri kami menggantikan antrian kami, dan kami
pun ke Kantor Asuransi.
Lokasi Kantor asuransi ini
terpisah, Kita harus jalan keluar sampai
gerbang keluar tebedu, kemudian, belok kanan
ada bangunan di atas.
Lokasi kantor sepi, formulir
di ada di atas meja dan … alamak, itu formulir asuransi ber lembar lembar,
Kemudian ada seseorang
menawarkan untuk mengisi form tersebut, kami menolak, karena kami ingin tahu
seperti apa, mungkin kalau kami menyeberang kembali kami akan memanfaatkan jasa
orang tersebut, kami melihat sesorang memberikan tips 1 atau 2 ringgit kepada
orang tersebut.
Mengisi form tersebut terasa
sangat lama, belum lagi cuaca yang sangat panas, kami berkeringat cukup banyak,
setelah form selesai diisi, kami masuk ke dalam ruangan kantor Asuransi,
Kami diminta fotocopy SIM,
PASPOR, STNK, alamak ya nggak punya,
kemudian patugas berkata bayar RM1, dia punya mesin print dan copy
printer dan oke lah… RM1.
Asuransi ini adalah asuransi
untuk pihak ke tiga, jadi untuk korban yang di tabrak oleh mobil, sedangkan
untuk mobil sendiri, tidak lah di asuransi, miminal jangka waktu adalah 1
minggu, dan charge asuransi total yang kami
bayarkan adalah sebesar RM73 sudah termasuk pajak. Atau sekitar Rp 221 ribu
dengan kurs Rp3025-Rp3030 pada saat itu.
Setelah meninggalkan kantor
Asuransi, setelah kami teliti, rupanya besaran nilai asuransi adalah sebesar RM
63, ternyata ada kutipan tidak resmi sebesar RM10 yang tidak kami ketahui. Ada
pungli sebesar Rp 30rb rupiah.
Setelah urusan asuransi
selesai, maka kembalilah kami ke kantor JPJ, antrian masih sekitar 4 orang,
salah seorang pengantri bertanya kepada kami, mobilnya di mana, kami tunjuk ada
di sebelah sana, oleh Bapak tersebut di sarankan untuk dipindah dekat kantor
JPJ agar mudah terlihat oleh petugas JPJ, alhasil kami pindah mobil di sebelah
kantor JPJ, antrian berjalan lambat
sekali, setelah berpanas panas antri, akhir nya tibalah giliran kami dan masuklah kami ke ruangan JPJ.
Kami serahkan semua BORANG yang
sudah di cap di sisi Indonesia kepada petugas JPJ, dan tidak lupa kami serahkan
form hasil pemeriksaan kendaraan mobil yang kami sewa yang disertakan. Surat
hasil pemeriksaan tersbut sebelumnya kami baca, dan mobil masuk Malaysia pada 4
Feb 2017, sekitar 1,5bulan lalu.
Petugas pun menanyakan, mana kereta
nya, kami tunjuk itu, yang KB 1315 SQ
dari jendela kantor JPJ,
Kapan? Si petugas bertanya
lagi, kami jawab Februari 2017, bulan lalu, dia kemudian memeriksa data di
computer, dan berkata , ok,
Petugas lain, kemudian membuat
isi Form pemeriksaan kendaraan, Petugas
lainnya, memeriksa dokumen kami, SIM PASPOR STNK PAJAK dan Surat Kuasa,
Surat kuasa hanya dibaca
sepintas, mungkin tidak di baca, tetapi itu tetap menjadi syarat, jika
kendaraan yang akan dibawa ke Malaysia bukan atas nama sendiri.
Pemeriksaan berkas selesai,
JPJ mencap Borang kami, dan dia mengeluarkan stiker, Bahwa kendaraan boleh
masuk ke Malaysia dan harus di tempel di kaca depan kiri atas, bersebelahan
dengan stiker yang di keluarkan oleh DLLAJR, dua stiker ini nanti harus di
serahkan kembali jika kendaraan kembali ke Indonesia.
Langkah selanjutnya, ini
langkah terakhir proses administrasi Kendaraan masuk Malaysia, pindah ke Loket
Custom, bea Cukai Malaysia, lagi lagi, Paspor, SIM STNK dan Pajak, di periksa,
+ asuransi dan Borang kami kemudian di cap dan di Tanda Tangani oleh petugas
Custom, dan akhirnya SAH!! Kendaraan
boleh masuk Malaysia, ada catatan bahwa tanggal 1 April 2017 kendaraan harus sudah masuk ke Indonesia lagi.
Kendaraan kami mendapat visa 1
minggu masuk Malaysia, Maximum hari yang
diijinkan adalah 30 hari.
Kamipun kembali ke mobil dan
jam sudah menunjukan pukul 16:11 WIB saat kami mulai jalan melinggalkan border
Tebedu, Trip Meter di angka 270.8, 400 meter jarak dari kami parkir di Entikong
sampai kami parkir di Tebedu.
Perjalanan lintas Kalimantan
sisi Malaysia pun di mulai, kondisi jalan sangat bagus, sisi Indonesia menurut
kami tidaklah kalah, akhir tahun 2017 kami yakin jalan dari Simpang Sosok
sampai Simpang Ampar akan mulus 100%.
Kami berencana ntuk mengisi bensin di Tebedu, sekitar 3 km dari pos Perbatasan, tetapi karena kami sudah isi di dekat Simpang Ampar, dan jarak ke Kuching tinggal sekitar 100km lagi dan indicator jarum bensin masih menunjukkan setengah lebih, kami putuskan untuk isi bensin di Kuching saja.
Dari Tebedu ke Serian, jalan
sangat sepi, di kiri kanan jalan tidak ada perumahan, sehingga ada rasa aman
dalam berkendara, aman dari orang atau sepeda motor yang menyebrang jalan, di sisi Kalimantan Indonesia, di tepi jalan
sangat banyak bangunan dan rumah, sehingga dalam berkendara harus jauh lebih
waspada.
Pukul 16:45 waktu WIB atau
17:45 waktu Malaysia, kami tiba di bundaran kota Serian, dari kota Serian ini sampai Kuching jalanan
sangat lebar, terdiri dari 4 lajur, masing masing arah terdiri dari 2 lajur,
lalu lintas sangat tertib, kami tidak melihat mobil berjalan pelan-pelan di lajur
kanan ala ala orang Indonesia,
Ini adalah pengalaman kali kedua Kami mengemudi di negeri jiran, setelah sebelumnya di Langkawi di tahun 2016 lalu.
Jalan menuju kota Kuching
sangat lancar, untuk menuju hotel, kami menggunakan jasa google maps, kami hanya
mengikuti petunjuk. Sekitar 10 menit sebelum kami mencapai hotel, Handphone kami
mengeluarkan alarm, low batt, alamak, kami berfikir, apakah Handphone bisa
bertahan atau tidak sampai Hotel, kami sedikit khawatir. Karena tidak ada
macet, dan ada indikasi jam kami sampai tujuan, maka kami yakin , bawha HP kami
tidak akan mati sebelum kami mencapai Hotel.
Check in Kami di Hotel Grand
Continental Kuching berjalan dengan lancar, Bapak Petugas doorman sangat informatif,
dia memberi informasi yang sangat banyak tentang keadaan sekitar, besoknya dia juga
menjelaskan tentang objek wisata di Kuching dan dia membagi kan brosur
destinasi wisata kepada Kami secara gratis.
Singkat cerita, setelah kami
mandi, yang kami cari adalah Makan! Ya kami
tidak makan siang di perjalanan tadi, kami makan siang dengan bekal roti
yang kami beli semalam sebelumnya di A
yani Mall Pontianak.
Sesuai rencana, tujuan kami
adalah Top Spot food court, yang menurut google maps hanya berjarak 900meter
dari lokasi hotel kami,
Kami ke Food court menggunakan
Mobil, jalan 900 meter sudah membuat kami malas karena telah menempuh
perjalanan dari Pontianak Sejak pagi,
Setelah tikungan pertama,
mendadak HP kami bersuara GPS signal
lost, alamak, ini bencana…
Benar saja, kami tersesat,
karena kami belok kiri sebelum jalan seharus nya, lantaran lost signal tadi, tidak lama kemudian Sinyal GPS sudah
tersambung kembali, namun kami harus memutar, dan malam itu kami sempat
memutari lapangan merdeka,
Ternyata lost kami tidak lama,
hanya delay sekitar 5 menit saja, Yah Kuching bukan kota yang besar dan
komplex, tidak lama, kami sampai di
lokasi gedung tempat top spot food court berada,
Kami pesan makanan seafood dan
masakannya sangat lezat, mungkin karena kami sudah cukup lapar, dan kami
surprise waktu membayar, jumlah tagihan
RM 44 untuk semua yang kami pesan, kami
lihat lagi, ya benar Rm 44 atau setara dengan Rp 133.320,- saja, yang mana
dalam perkiraan kami jika di Jakarta, kami makan di Indah Keramik seafood Gunung
Sahari, paling tidak sebesar Rp 300rb
lebih.
Parkir di gedung ini ternyata
semua nya manless, tiket parkir kita ambil di dispenser, dan waktu bayar, ada
mesin pembayaran, kami tidak pernah punya pengalaman seperti ini, sehingga,
kami perlu melihat bagaimana cara orang orang membayar parkir.
Ternyata tidak sulit, Tiket yang
kami ambil pada waktu masuk, kita masukkan ke dalam mesin tersebut, kemudian
masin akan menginformasikan Tarif parkir yang harus kami bayar, biaya Parkir
Flat RM2, kami masukkan uang kertas RM1
sebanyak 2x dan kemudian akan
keluar tiket lagi, yang nanti harus kita masukkan di dispenser tiket pada saat
keluar gate. Tiket tersebut di Gate akan di telan, seperti mesin Atm membaca
kartu ATM, dan kemudian gate keluar terbuka, simple sekali dan sangat efisien,
Parkir pun murah jika kami bandingkan
dengan di Jakarta.
Setelah makan di top spot seafood,
kami pulang ke hotel untuk istirahat.
Perjalanan Hari ini selesai,
besok kami akan keliling kota Kuching.
Day 3, Senin 27 Maret 2017
Kuching City Tour
Hari ini, hari ke tiga
perjalanan kami, acara kami adalah One
day city tour Kuching, Kami bangun jam 6 pagi waktu Malaysia ( jam 5 di indonesia) dan lanjut dengan breakfast di
Hotel. Menu sarapan di Hotel not bad, cukup buat kami untuk mengisi energy
sampai siang hari.
Acara kuching city tour sudah
kami susun supaya sekali jalan, berurutan, supaya tidak perlu bolak balik,
karena kami ingin menghemat waktu, berdasarkan survey dari Google, akhirnya
kami susun acara sebagai berikut
1. Museum Sarawak
2. Padang Merdeka
3. Square Tower lanjut ke sebelahnya
4. The Old Court House Complex
( gedung Pengadilan lama)
5. Jalan India ( cari oleh2)
6. Kuching Waterfront –
Parking On Street
7. Chinese History Museum
8. Cat Statue – Parkir di Mc
Donald
9. Fort Margherita
10. Astana
11. Taman Orkid
Dari Hotel menuju museum
Sarawak ternyata tidak jauh, dan padang merdeka ada di depan musem
Sarawak, jadi ini sekali stop kami mendapatkan
dua objek wisata.
Di Museum Sarawak kami tidak
masuk kedalamnya, kami hanya mengambil foto luar gedung dan beberapa foto di Padang
Merdeka.
Setelah dari Padang merdeka
kami melanjutkan ke Square Tower, tidak jauh, dalam sekejap kami sudah sampai
di Square Tower, dan ternyata Old Court House Complex, Kuching Waterfront dan jalan
India ada dalam satu lokasi, sehingga 4 objek sekaligus dalam satu tempat,
cukup satu kali hentian/parkir.
Kembali kami mengambil foto2
di seputaran complex,
Selanjutnya dalam list
kami, masih ada 5 objek lagi, kami
melewati Chinese History Museum, sebuah bangunan kecil di tepi jalan, dan
tutup, sehingga kami hanya melewati nya dan lanjut ke Cat Statue, kami parkir
di depan Mc Donald dan kemudian kami berfoto di Cat Statue, belum sah kalau
belum berfoto di Cat Statue jika sampai di Kuching, Cat Statue nya menurut kami
jelek, sangat jelek, tapi itu adalah Icon kota Kuching, ya sudah lah.
Selesai berfoto, kami kembali
ke mobil.
Nah problem datang, kami
mendapatkan “surat tilang parkir” di pasang di kaca depan, di wiper, karena
kami tidak memasang kupon parkir, sementara kami lanjut dulu ke tujuan wisata,
dan nanti akan cari informasi bagaimana
kami harus menyelesaikan soal denda parkir ini.
Kami pergi ke Fort Margerita,
ini terletak di Kuching Utara, perjalanan sekitar 15-20 menit melalui jalan yang
lebar dan mulus di Kuching Utara, jalan di Malaysia ini memang bagus, kami
angkat topi dengan pemerintah Malaysia yang merawat jalan raya yang mereka
miliki. Kami merasa tidak pernah menjumpai jalan yang berlubang selama di
Malaysia.
Sampai di Fort Margerita,
sepi, tidak ada pengunjung, cuaca sangat panas dan terik, kami berfoto2 dan
kemudian kami sempat bertanya kepada salah satu penjaga di Fort Margerita tentang
surat tilang parkir, kami mendapat informasi, bahwa pembayaran tilang bisa di
lalukan di loket penjualan kupon parkir yang ada dipinggir jalan, kami ingat di
dekat cat statue ada pos kecil penjual tiket parkir, kami putuskan nanti
kembali ke lokasi tersebut untuk pembayaran denda.
Kami Lanjutkan ke Astana,
namun perjalan ke Astana, sepertinya umum tidak boleh masuk, dipintu masuk ada
pos polisi, sehingga kami urungkan untuk Ke Astana, kami hanya melihat dari
luar pagar yang tinggi, dan kami juga melihat Taman Orchid di sebelah Astana,
namun akhirnya kami putuskan untuk langsung untuk mencari loket pembayaran
parkir, cuaca sangat terik sehingga acara ke Taman Orchid kami batalkan.
Dalamperjalanan mencari tempat pembayaran Tilang Parkir, Di area Kuching
Utara kami melihat, ada SPBU Shell dan di sebelahnya terdapat SPBU Petronas,
kami putuskan untuk mengisi Bensin, di SPBU petronas, Flagship nya Malaysia
untuk oil Company, jarum indicator
bensin sudah hampir di E, kami isi Bensin 30 liter Ron 95.
Mengisi bensin di Malaysia,
ini adalah self service, untuk mengisi bensin, parkir mobil di dispenser yang kita pilih, dan
diingat di dispenser nomor berapa, kemudian kita ke loket pembayaran dan sebut
mau isi berapa liter, bensin jenis apa dan di dispenser nomor berapa. Setelah
kita lakukan pembayaran, kita kembali ke mobil dan kita isi bensin sesuai jenis
yang kita pilih, setelah 30 liter, dispenser bensin akan berhenti otomatis, dan
kita letakkan kembali nozzle bensin ke tempat nya. Proses isi bensin selesai.
Kalau di Jakarta beberapa SPBU untuk sepeda motor sudah menggunakan proses self
service seperti ini. Setahu kami ada 1 SPBU di Jakarta yang untuk mobil menggunakan cara seperti ini.
Kami sempatkan untuk memeriksa
tekanan angin ban di SPBU petronas ini, kami hanya bisa check 3 roda satu roda
kanan belakang tidak bisa di check
karena panjang selang tidak cukup, dan ada mobil disebelah yang parkir, apa
boleh buat.
Setelah isi bensin, kami
kembali ke old kuching, dan kemudian kami menemukan loket parkir dimaksud,
kemudian kami tanya kepada petugas yang jaga, apakah bayar denda bisa di
sini, dijawab betul,
Kami serahkan surat tilang
kepada mereka dan kami harus bayar denda
RM5, sekitar Rp 15ribu, ah , lega kami, ternyata denda nya bukan ratusan ribu
rupiah.
Kemudian kami di tawari kupon
parkir, seharga RM4,5, kami sempat berfikir tidak perlu, tapi kemudian kami
berfikir, kalau nanti parkir lagi, dan kena tilang lagi malah repot, akhirnya kami
beli tiket parkir seharga RM4,5 yang ber
isi kupon parkir untuk 30 menit sebanyak 20 lembar.
Hari sudah siang, dan kami
merasa lapar, Istri ingin kembali ke top
spot sea food, yang seingat kami hanya buka pada malam hari, tapi mari kita
coba, dan benar, tutup, alhasil kami mencari warung nusantara, yang kami dapat
referensi dari google. Ternyata Warong Nusantara lokasi nya sangat dengat
dengan top Spot.
Lot parkir penuh di complex ruko
Warong Nusantara ini , tetapi lucky us, ada satu lot kosong tepat di depan
Warong Nusantara, sebelum meninggalkan mobil, kami letakkan dulu kupon parkir
senilai 20 sen (rp 660,-) untuk setengah jam,
murah sekali parkir di Kuching ini.
Penggunaan kuponparkir ini
seperti voucher isi ulang pulsa, kita harus gosok tanggal bulan dan tahun saat
kita parkir, dan jam saatkita parkir, untuk angka jam kelipatan dari 30 menit,
jika kita parkir jam 1345, kita gosok saja di 1400, kupon parkir berlaku untuk
30 menit .
Makan di Warong Musantara ini
sangat murah, kami makan berdua hanya habis RM17, alias sekitar Rp50ribu, porsi
nya besar dan kami kenyang. Dan rasa nya juga lumayan enak,
Ada hal unik yang kami jumpai
kalau makan di Kuching ini, sendok garpu, di sajikan di dalam gelas stainless
steel berisi air panas. Waktu di topspot
demikian dan di warung nusantara pun sama, kami rasa ini hal yang cukup baik,
sehingga kami yakin bahwa sendok dan garpu benar benar bersih dan hygenis.
Setelah selesai makan, kami
tidak ada tujuan lagi, istri merasa lelah dan ingin istirahat, alias bobo
siang,
Dan semua tujuan sudah kami
kunjungi ditambah bonus tilang, jam masih menunjukkan jam 3 siang waktu
kuching, akhir nya kami kembali ke Hotel, yang sangat dekat dengan Warong Nusantara,
Kami kemudian tidur dan bangun
pada jam 6 sore, jam 7 kami kembali ke top spot untuk makan malam yang murah
meriah dan enak. Selesai makan malam, kembali ke Hotel untuk istirahat,
mempersiapkan stamina, karena besok pagi kami akan kembali ke Pontianak.
Muter2 di kuching = 28km sesuai
peta diatas
Day 4 Selasa 28 Maret 2017
Kembali ke Pontianak
Hari ini kami akan kembali ke Indonesia, ke Pontianak
setelah 2 malam dan 1 hari di Kuching .
Jam 6 kami bangun dan lanjut
dengan Breakfast lagi di Hotel, menu breakfast hampir sama seperti kemarin, dan
menu breakfast kami harapkan bisa cukup untuk sampai kami di Pontianak.
Rute pulang kami adalah
Kuching – Tebedu- Entikong-
Sosok- Ngabang- Sidas-Pahuman- Mandor- Sungai Pinyuh- Jungkat- Pontianak = ±
430Km ( melalui jalan lama)
Namun dari awal jika simpang ampar-sosok jalan nya sudah baik,
maka kami akan menggunakan rute yang sama pada saat berangkat. Yang ternyata simpang ampar – sosok jalan nya
sudah bagus dan mulus. Tinggal beberapa pekerjaan minor saja.
Perjalanan menuju Indonesia
sangat lancar, sedikit padat antrian di lampu merah di kota kuching, selepas
kota kuching, menuju Serian, jalan sangat lancar dan mobil bisa di pacu di
kecepatan 100km/ jam. Rambu lalu lintas,
max kecepatan adalah 90km/jam, 10%
tolenrasi oke lah, di beberapa titik kami sempat melaju di 110 km/ jam, kami
sengaja membatasi kecepatan, karena tidak ingin di tangkap polisi karena
speeding.
Memasuki kota Serian, kami
putuskan untuk masuk ke dalam kota nya dan keluar melalui by pass,
Jadi di bundaran Serian, kami
masuk kota, ambil jalan lurus, kalau langsung ke Tebedu, masuk bundaran ambil
jalan yang belok kanan.
Serian kota kecil, kami
menjelajah ke pusat kota, dan sampai di sebuah bundaran yang jika lurus ke arah
Sri Aman – Brunei, belok ke kanan kearah Tebedu, kami belok kanan , melalui by
pass Serian- Tebedu
Sebelum memasuki Indonesia, Isi
Bensin dulu di Tebedu, sekitar 3 km dari
border, untuk perjalanan Bensin diisi penuh dulu pakai Petronas RON95, kami
hitung bisa masuk 20 liter, setelah pengisian kemarin di Kuching sebanyak 30
liter. 1 liter RM2.30, untuk20 liter kami Bayar RM46
Di SPBU Petronas Tebedu ini, kami sempatkan pula untuk check angin ban
kembali kali ini kami bisa check 4 roda, SPBU nya sepi sekali. Ada mobil
indonesia kami lihat juga isi bensin di SPBU ini
Dari SPBU ke Tebedu CIQ hanya 3 menit saja,
Proses masuk ke indonesia, sangat lancar, kami hanya memerluklan waktu 20
menit, tidak seperti berangkat yang 120 menit.
Sampai di Tebedu, kami ke JPJ dan Custom untuk minta cap bahwa mobil
meninggalkan Malaysia.
Oleh petugas JPJ kami ditanya, mana
Stiker nya. Oh, alamak, kami lupa, stiker ijin kendaraan masuk malaysia masih
tertempel di Kaca depan, kami pun kembali ke mobil untuk mencopot stiker
tersebut,
Setelah stiker kami berikan, kami mendapat Cap, dan selanjut kan ke loket
Custom ( bea Cukai) malaysia untuk mendapatkan cap. Tidak banyak
pertanyaan, Borang kendaraanpun di cap.
Selanjutnya, kami harus ke imigrasi, untuk cap paspor kami keluar malaysia.
Tidak ada antrian, sehingga kami
pun langsung ke loket dan porses imigrasi pun selesai.
Memasuki Indonesia, kami lihat banyak petugas di lapangan. Mereka
memeriksa mobil kami, 4 pintu dan bagasi di buka, Tas kami di masukkan kemesin Xray.
Proses tidak lama, dan kemudian kami parkir mobil, untuk urusan imigrasi
dan mobil
Pertama kami ke Imigrasi dulu untuk cap paspor kembali ke Indonesia, tidak
ada antrian, sepi, mungkin karena masih jam 930 pagi waktu indonesia.
Selesai urusan Imigrasi, langkah terakhir adalah urusan administrasi mobil
kembali ke indonesia, sesuai urutan waktu berangkat, kami ke kantor polisi,
melaporkan kedatangan kami, tidak ada pertanyaan, langsung dicap dan di tanda tangani
oleh petugas, kemudian kami ke DisHub, menyerahkan stiker ijin mobil keluar
indonesia, dan form di Cap dan tanda tangan petugas Dishub, setelah itu kami
Harus ke Bea Cukai Indonesia untuk menyerahkan form tersebut,
Di Bea Cukai, Hanya menyerahkan form , tidak ada pemeriksaan apapun, dan
proses administrasi kendaraan kembali ke Indonesia pun selesai.
Kami berfoto-foto sebentar
di perbatasan sebelum melanjutkan perjalanan ke Pontianak.
Selesai berfoto, tepat jam
10.00 kami melewati pintu gerbang meninggalkan PLBN Entikong yang megah, menuju Pontianak.
Perjalanan ke Pontianak
sangat Lancar, jam 14:00 kami tiba di
Pontianak dan kami langung ke Ayani Mall untuk makan siang dan selanjut nya
kami check in ke Hotel.
Perjalanan hari ini
selesai, kami tertidur ketika sampai di hotel dan memilih untuk tidak keluar
hotel lagi.
Day 5 : Rabu 29
Maret 2017
Last day, kembali ke Jakarta
Ini hari terakhir kami di Kalimantan malam hari kami akan
kembali ke Jakarta dengan last flight
Lion air jam 20.00,
Acara kami hari ini adalah melihat tugu khatulistiwa,
kemudian Lihat Rumah betang adat dayak
di jalan sutan syahrir di bundaran
(Depan Gereja HKBP )
Diluar acara itu sebetulnya kami tidak ada acara spesifik, kami mencoba es
krim angi, yang rasanya menurut kami biasa biasa saja, kemudian kami pergi ke
pusat oleh2 di Pontianak….
Selanjut nya kami menghabiskan waktu berputar2 kota
Pontianak, dan kemudian mampir di sebuah
kedai dan kemudian kami pergi ke
Airport,
Setelah sampai di airport, kami telp ke Rental Mobil, yang
akankami kembalikan, total km yang kami tempuh adalah sebesar 856 km sejak kami
terima mobil dan kami kembalikan lagi,
Total bahan bakar yang kami beli adalah 113,98 Liter,
average Fuel Comsumption hanya 1:7,5km/L
Sungguh mobil yang sangat boros bahan bakar!
Tidak ada jalan macet, dan 80% perjalanan adalah luar
kota yang sangat lancar…
Memang Innova yang boros, atau memang Innova yang kami
rental mesin nya sudah tidak sehat
Pesawat kami tepat waktu, jam
20:00 kami sudah mengudara, dan landing di CGK 17 menit lebih awal, kami sampai
di rumah, di kelapa gading sekitar pukul 22:30.
Perjalanan kami kali ini sungguh
berkesan dan semua nya on schedule. Hanya 1 jam lebih lama dari perkiraan pada
waktu di Tebedu, sewaktu akan masuk ke Malaysia.
Kami akan kembali lagi ke
Pontianak – Entikong- suatu waktu nanti dan lanjut sampai ke Kota Kinabalu lanjut ke The Tip Of Borneo dengan mobil yang kami bawa sendiri dari Jakarta. Semoga!
Comments
Post a Comment